Berikut beberapa tulisan terkait dengan penduduk:
Kajian Teoritis Mengenai Ketimpangan Gender
Gender merupakan kajian tentang tingkah laku perempuan dan hubungan sosial antara laki-laki dan perempuan. Gender berbeda dari seks atau jenis kelamin laki-laki dan perempuan yang bersifat biologis. Ini disebabkan yang dianggap maskulin dalam satu kebudayaan bisa dianggap sebagai feminim dalam budaya lain. Dengan kata lain, ciri maskulin atau feminim itu tergantung dari konteks sosial-budaya bukan semata-mata pada perbedaan jenis kelamin. Ketidakseimbangan berdasarkan gender (gender inequality) mengacu pada ketidakseimbangan akses sumber-sumber yang langka dalam masyarakat. Sumber-sumber yang penting itu meliputi kekuasaan barang-barang material, jasa yang diberikan orang lain, prestise, perawatan medis, otonomi pribadi, kesempatan untuk memperoleh pendidikan dan pelatihan, serta kebebasan dari paksaan atau siksaan fisik.
Baca Selanjutnya
Migrasi Etnis Batak ke Jambi
Propinsi Jambi merupakan salah satu daerah di Indonesia yang sejak lama telah terkenal sebagai daerah tujuan utama migran dari daerah lain. Berdasarkan data tahun 2000, jumlah migran masuk ke Propinsi Jambi selama lima tahun terakhir adalah sebanyak 16.356 orang, dengan jumlah migran keluar sebanyak 7.697 orang, atau terdapat selisih (migrasi neto) 8.839 orang. Dibandingkan dengan jumlah penduduk Propinsi Jambi yang sebanyak 2.405.378 orang, didapatkan tingkat migrasi neto sebesar 3,6 perseribu penduduk. Tingkat migrasi neto ini berada pada urutan keempat tertinggi setelah Kalimantan Timur, Riau dan Bengkulu.
Baca Selanjutnya
Aplikasi Model REMI-EDFS dalam Analisis Keterkaitan Variabel Ekonomi dan Demografi serta Proyeksi Penduduk
Semakin lama disadari bahwa tinjauan terhadap masalah kependudukan tidak cukup hanya dengan memperhatikan jumlah penduduk dan laju pertumbuhannya. Dikaitkan dengan penyediaan fasilitas/kebutuhan masyarakat serta perencanaan pembangunan pada umumnya, maka banyak aspek kependudukan dan non kependudukan yang harus diperhatikan.
Kurangnya perhatian terhadap aspek yang terkait dengan jumlah dan pertumbuhan penduduk, menyebabkan kurang terarahnya kebijakan kependudukan. Sigit (1987) dalam Esmara (1987) mengemukakan cara terbaik menghadapi masalah kependudukan adalah melakukan penyesuaian-penyesuaian interaktif faktor non-demografi dan demografi. Diketahuinya hubungan timbal balik faktor demografi dan non-demografi memberikan dasar yang kuat untuk formulasi kebijakan kependudukan sekaligus kebijakan sosial-ekonomi.
Baca Selanjutnya
Analisis Transfer Pendapatan (Remitan)Migran dari Pulau Jawa di Propinsi Jambi
Dalam teori ekonomi neoklasik, mobilitas penduduk dipandang sebagai mobilitas geografis tenaga kerja, yang merupakan respon terhadap ketidakseimbangan distribusi keruangan lahan, tenaga kerja, kapital dan sumberdaya alam. Ketidakseimbangan lokasi geografis faktor produksi tersebut pada gilirannya mempengaruhi arah dan volume migrasi.
Baca Selanjutnya
Ketimpangan Gender dalam Pembangunan SDM di Propinsi Jambi
Penelitian ini bertujuan untuk (1) menganalisis kondisi dan karakteristik ketimpangan gender dalam pembangunan sumberdaya manusia di Propinsi Jambi (2) menganalisis faktor penyebab ketimpangan gender dalam pembangunan sumberdaya manusia di Propinsi Jambi
Baca Selanjutnya
Kajian Teoritis Mengenai Ketimpangan Gender
Gender merupakan kajian tentang tingkah laku perempuan dan hubungan sosial antara laki-laki dan perempuan. Gender berbeda dari seks atau jenis kelamin laki-laki dan perempuan yang bersifat biologis. Ini disebabkan yang dianggap maskulin dalam satu kebudayaan bisa dianggap sebagai feminim dalam budaya lain. Dengan kata lain, ciri maskulin atau feminim itu tergantung dari konteks sosial-budaya bukan semata-mata pada perbedaan jenis kelamin. Ketidakseimbangan berdasarkan gender (gender inequality) mengacu pada ketidakseimbangan akses sumber-sumber yang langka dalam masyarakat. Sumber-sumber yang penting itu meliputi kekuasaan barang-barang material, jasa yang diberikan orang lain, prestise, perawatan medis, otonomi pribadi, kesempatan untuk memperoleh pendidikan dan pelatihan, serta kebebasan dari paksaan atau siksaan fisik.
Baca Selanjutnya
Migrasi Etnis Batak ke Jambi
Propinsi Jambi merupakan salah satu daerah di Indonesia yang sejak lama telah terkenal sebagai daerah tujuan utama migran dari daerah lain. Berdasarkan data tahun 2000, jumlah migran masuk ke Propinsi Jambi selama lima tahun terakhir adalah sebanyak 16.356 orang, dengan jumlah migran keluar sebanyak 7.697 orang, atau terdapat selisih (migrasi neto) 8.839 orang. Dibandingkan dengan jumlah penduduk Propinsi Jambi yang sebanyak 2.405.378 orang, didapatkan tingkat migrasi neto sebesar 3,6 perseribu penduduk. Tingkat migrasi neto ini berada pada urutan keempat tertinggi setelah Kalimantan Timur, Riau dan Bengkulu.
Baca Selanjutnya
Aplikasi Model REMI-EDFS dalam Analisis Keterkaitan Variabel Ekonomi dan Demografi serta Proyeksi Penduduk
Semakin lama disadari bahwa tinjauan terhadap masalah kependudukan tidak cukup hanya dengan memperhatikan jumlah penduduk dan laju pertumbuhannya. Dikaitkan dengan penyediaan fasilitas/kebutuhan masyarakat serta perencanaan pembangunan pada umumnya, maka banyak aspek kependudukan dan non kependudukan yang harus diperhatikan.
Kurangnya perhatian terhadap aspek yang terkait dengan jumlah dan pertumbuhan penduduk, menyebabkan kurang terarahnya kebijakan kependudukan. Sigit (1987) dalam Esmara (1987) mengemukakan cara terbaik menghadapi masalah kependudukan adalah melakukan penyesuaian-penyesuaian interaktif faktor non-demografi dan demografi. Diketahuinya hubungan timbal balik faktor demografi dan non-demografi memberikan dasar yang kuat untuk formulasi kebijakan kependudukan sekaligus kebijakan sosial-ekonomi.
Baca Selanjutnya
Analisis Transfer Pendapatan (Remitan)Migran dari Pulau Jawa di Propinsi Jambi
Dalam teori ekonomi neoklasik, mobilitas penduduk dipandang sebagai mobilitas geografis tenaga kerja, yang merupakan respon terhadap ketidakseimbangan distribusi keruangan lahan, tenaga kerja, kapital dan sumberdaya alam. Ketidakseimbangan lokasi geografis faktor produksi tersebut pada gilirannya mempengaruhi arah dan volume migrasi.
Baca Selanjutnya
Ketimpangan Gender dalam Pembangunan SDM di Propinsi Jambi
Penelitian ini bertujuan untuk (1) menganalisis kondisi dan karakteristik ketimpangan gender dalam pembangunan sumberdaya manusia di Propinsi Jambi (2) menganalisis faktor penyebab ketimpangan gender dalam pembangunan sumberdaya manusia di Propinsi Jambi
Baca Selanjutnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar